Tuesday, April 24, 2012

Cerpen Non Fiksi


SIFATKU
MENGHALANGIKU

karyaku

          Dipinggir pohon yang lebat sambil mendengar lagu dengan lantunan yang sangat merdu. Ada seorang gadis yang duduk dipinggir pohon. Gadis itu bernama Fika, ia tinggal bersama orang tuanya di sebuah perumahan dipinggir desa. Fika seorang gadis yang miliki sifat jutek, cuek dan pendiam. Dia tidak suka memperhatikan orang yang disekitarnya. Ia sangat cuek sampai-sampai seorang temannya yang sedang berbicara dengannya dihiraukan begitu saja. Sifatnya itu muncul sejak ia duduk dibangku SMP kelas VII, ia tidak suka berbicara terlalu banyak karena menurut ia berbicara terlalu banyak hanya akan membuang-buang waktu begitu saja. Sifatnya itu terus menjadi-jadi sampai saat ia duduk dibangku SMA kelas X. 

          Pada saat pertama masuk sekolah, ia sangat pendiam dan belum bisa menghilangkan sifatnya itu. Hari demi hari ia rasakan, bagaimana menjadi seorang siswa SMA. Dengan berjalannya waktu lama-kelamaan ia bisa menghilangkan sifatnya itu karena ia telah mengenal teman baru, semenjak ia duduk dibangku SMA. Fika si anak pendiam dikenalnya oleh teman semasa SMP, telah berubah menjadi anak yang tidak pendiam lagi. Dengan berjalannya waktu sedikit demi sedikit sifat pendiamnya itu mulai hilang walaupun terkadang muncul lagi.



          Pada saat OSIS memberi kesempatan bagi siswa dan siswi yang berniat untuk ikut menjadi anggota OSIS pada jabatan 2011-2012, Fika ikut dalam calan pemilihan anggota OSIS 2011-2012. Tes demi tes ia jalani dari mulai tes tertulis, tes olahraga, tes fisik hingga LDKS (Latihan Didik Kepemimpinan Siswa) dilaksanakannya dan ia diterima menjadi anggota OSIS 2011-2012. Pada saat sehari sebelum LDKS dilaksanakan di Bogor, setiap siswa dan siswi dibagi kelompok. Masing-masing kelompok terbagi atas 6 orang setiap kelompoknya. Pada saat disuruh menulis perlengkapan apa saja yang harus dipersiapkan. Fika lupa membawa pulpen. Ia kebingungan dan panik, ia langsung mengambil pulpen temannya entah pulpen siapa yang ia ambil?

          Seorang laki-laki tersenyum dan ketawa pada saat Fika merebut pulpen yang dipegangnya karena ketakutan. Fika tidak tahu pulpen siapa yang diambilnya, karena ketakutan pulpen yang pada saat itu dipegang temannya Fika, yang sedang duduk dibelakang diambilnya. Laki-laki itupun merebut pulpennya yang diambil Fika sambil tertawa melihat kepanikan Fika. Laki-laki itu memperhatikan Fika terus-menerus, menurut ia Fika anak yang lucu sampai-sampai Fika merasa terganggu olehnya. Laki-laki itu mengetahui banyak hal tentang Fika, dimana Fika sekolah sewaktu masih SMP dan dimana Fika tinggal. Laki-laki itu bernama Putra.

Pada malam hari sehari sebelum LDKS di Bogor dimulai handphone Fika berbunyi, no handphone yang tidak dikenal sms Fika.

“hy, Fika? “kata Putra
“hy juga, ini siapa ya? “jawab Fika
“ini Putra.. “kata Putra
“Putra siapa? “jawab Fika
“Putra teman satu kelompok kamu.. “kata Putra

          Fika tidak mengetahui kalau laki-laki itu bernama Putra teman satu kelompoknya karena sangking cueknya ia tidak mengetahui teman satu kelompoknya adalah Putra. Fikapun bingung memikirkan dari mana Putra bisa tau no handphone Fika. Fikapun bertanya…

“Put, dapat dari mana kamu no handphone aku? “Tanya Fika
“dari ketua kelompok kita, aku minta semua no handphone kelompok kita..” jawab Putra

          Fika merasa bingung kenapa Putra tidak langsung meminta no handphonenya?

Sebenarnya pada saat itu Putra ingin meminta no handphone Fika disekolah tetapi, ia tidak berani meminta langsung kepada Fika, karena ia takut tidak boleh dikasih.

Pada saat selesainya LDKS di Bogor selama 2 hari 1 malam, Fika merasa kalau selama LDKS Putra selalu memperhatikan ia, kemana ia pergi Putra selalu ada. Empat minggu setelah LDKS selesai, OSIS mengadakan Rapat. Malam harinya kakak kelas OSIS sms untuk memberi tahu kalau besok ada Rapat dan tidak lama kemudian Putrapun sms untuk menanyakan Fika pergi kesekolah bersama siapa?

“Fika, kamu berangkat kesekolah sama siapa? “Tanya putra
“Aku berangkatnya sendiri, naik angkot… “jawab Fika
“besok kamu mau gak bareng aku berangkat naik motor, kebetulan motorku lagi nganggur dirumah!! “jawab Putra.

          Putrapun mengajak Fika pergi bareng bersamanya, dengan beraninya ia mengajak Fika, tetapi sebelumnya belum pernah ada yang berani menjemput Fika karena papa Fika galak dan tidak suka ada laki-laki yang menjemput Fika. Ketika Putra menjemput Fika, papa Fika langsung keluar rumah. Tetapi anehnya papa tidak marah dan malah bilang hati-hati kepadanya. Sesampainya disekolah kakak kelas Fika bingung melihat Fika dengan Putra berangkat bersama tetapi dengan cueknya, Fika tetap saja biasa-biasa saja tidak merasa malu ataupun risih.

Setiap malam Putra sms Fika dan bertanya kepada Fika

“ Fika, kamu udah punya pacar belom? “Tanya Putra
“Belum, kenapa? “jawab Fika
“Gak kenapa-kenapa, masa sih cewe secantik kamu belum punya pacar? “Tanya Putra
“Belum!! “jawab Fika

Fikapun bingung dengan pertanyaan Putra seperti itu, tetapi dengan cueknya ia tidak tahu bahwa sebenarnya Putra memendam perasaan suka kepada Fika. Hari demi hari telah berlalu, hujanpun turun sangat deras. Ketika hujan turun, Putra sms Fika dengan kata-kata yang tidak Fika sukai.

“GUE BENCI SAMA LOE!!! “kata putra
“KALAU BENCI SAMA GUE TERUS TERANG AJA NGOMONG DIDEPAN GUE JANGAN NGOMONG LEWAT SMS!!!!! “kata Fika
“Aku minta maaf Fika, aku gak marah sama kamu. Aku lagi kesel sama temen aku!! “jawab Putra
“Kalau marah sama temen jangan orang lain yang jadi kena sasarannya” jawab Fika

         
Fikapun kesel dan marah kepada Putra, Putra tidak tahu kalau Fika tidak bisa diomeli tanpa sebab. Putrapun meminta maaf kapada Fika, tetapi Fika tidak mau memaafkan Putra. Putra meminta maaf kepada Fika melalui sms

GUE MINTA MAAF
GUE MINTA MAAF
GUE MINTA MAAF
GUE MINTA MAAF
GUE MINTA MAAF
GUE MINTA MAAF
GUE MINTA MAAF
MAAFIN GUE YAK ????

Fika membaca sms yang dikirim oleh putra, ia merasa tidak seharusnya Putra ia marahi. Ia memaafkan kesalahan yang dibuat oleh Putra. Mereka berduapun saling memaafkan.

          Pada suatu hari, Fika meminta tolong Putra untuk membuat sebuah puisi, Putrapun membuat puisi cinta yang baru saja Fika minta. Puisi itu sengaja Putra buat untuk Fika.

              Aku Cinta Padamu

          Rasanya aku ingin bertemu denganmu
          Andai engkau suka padaku
          Frustasi jika engkau meninggalkanku
          Ingin rasanya kumemelukmu
Karna engkau adalah jantungku
Apa yang harus ku perbuat untuk mendapatkanmu???
         
                   Perasaan ini semakin bergejolak dihati
                   Untuk itu aku memohon kepadamu untuk mencintaiku
                   Taman surga takkan indah tanpamu
Rasanya bulan takkan menyinari bumi tanpamu
Ingin aku mengorbankan nyawaku kepadamu

Namun apakah engkau mencintaiku???

          Setelah Putra membuat puisi itu, tak lama kemudian puisi itu dikirim Putra untuk Fika. Pada saat Fika membacanya, ia bingung dengan puisi yang dibacanya. Ia pun bertanya tentang apa puisi itu.

“Puisi yang kamu buat itu tentang apa? “Tanya Fika
“Coba kamu pehatikan baik-baik puisi buatanku itu..!! “jawab Putra
“Aku tidak mengerti apa maksud puisi itu?? “jawab Fika

          Ternyata puisi yang dibuat oleh Putra itu berdasarkan nama panjang Fika. Fika tidak menyangka bahwa puisi itu adalah nama panjangnya. Ia terus-menerus membaca puisi itu. Ia tidak menyangka Putra membuat puisi untuknya dari nama panjang Fika.

          Hari demi hari cinta Putra kepada Fika kian memudar karena Fika cuek sekali dengannya dan tidak pernah membalas cintanya. Cinta itu hilang dengan berjalannya waktu, karena sikapnya Fika yang tidak berubah, Putrapun berpaling darinya dan menemukan seorang wanita selain Fika kemudian ia pacari. Ketika Putra berpaling darinya Fika baru sadar bahwa sesungguhnya Fika juga mencintai Putra, tapi apa daya cintanya itu tidak bisa ia rasakan karena Putra sudah tidak lagi cinta kepadanya.

Teman-temannya Fika yang mengetahui ternyata Fika juga suka kepada Putra tetapi Putranya sudah berpaling darinya, teman-teman Fika mencari cara untuk membantu Fika agar tetap bersama Putra dan tidak ada satu orangpun yang berhak mendapatkan Putra selain Fika. Tetapi usaha teman-teman Fika gagal karena Putra tidak mungkin meninggalkan kekasihnya. Mendengar semua itu Fika hanya diam sambil menangis. Ia baru sadar bahwa ada seorang laki-laki yang mencintainya tetapi tidak sempat ia balas.

Fikapun menangisi penyesalannya dan merasa bahwa ia tidak peduli dengan usaha yang Putra lakukan deminya. Rasa yang terpendam itu masih ada, teman-teman Fikapun juga ikut pula merasakan kesedihan yang dialami oleh Fika.

Fika merasa terpukul dengan kejadian ini, ia hanya bisa menangisi penyesalannya yang telah ia perbuat. Andai waktu bisa terulang kembali, pasti Fika dan Putra bahagia dan terus bersama.

No comments:

Post a Comment