Pohon Jati
Jati adalah kayu yang indah, dimana bukan hanya bernilai pada kualitas serat dan warnanya, tetapi juga karena kekuatan dan ketahanannya terhadap lapuk dan jamur. Kayu Jati mempunyai berbagai macam fungsi, seperti industri furniture, untuk bahan ubin lantai, dek kapal laut dan bahkan untuk lapisan kulit barang barang elektronik, walaupun pada cuaca yang sangat kering.
Jati adalah pohon yang berganti daun dan dapat tumbuh hingga tingginya mencapai 50 m dengan diameter yang dapat mencapai lebih dari 1 meter. Sebuah pohon jati dewasa dalam keadaan yang baik, akan mempunyai sebuah mahkota yang bulat, seperti sebuah peti tinggi berbentuk silinder yang bersih, dimana sering digunakan sebagai dasar penopang. Panjang dan lebar daun pohon yang lebih tua dapat mencapai sekitar 30 - 60 cm. Untuk pohon yang lebih muda akan mempunyai daun yang lebih banyak dibandingkan pohon jati yang sudah dewasa. Pohon-pohon tersebut akan lebih menyukai tanah yang dalam dan cukup kandungan air dan kaya kalsium. Mereka akan berkembang dengan baik pada suhu udara mencapai rata rata 27 derajat Celcius (80 derajat Farenheit) dan banyak hujan. Meskipun demikian musim kemarau 3 - 4 bulan tetap dibutuhkan.
Jati ada salah satu jenis kayu keras dan sangat berharga di dunia. Keindahan yang unik dari jati adalah warna kilau coklat keemasannya, dengan bentuk tekstur yang dekoratif telah membuatnya menjadi salah satu kayu eksotik yang paling digemari di seluruh dunia.
Jati mempunyai banyak kegunaan. Jati tidak melengkung, retak ataupun berubah menjadi hitam ketika berhubungan dengan logam. Jati juga ideal untuk kegunaan maritim. Yacht dari jati adalah contoh yang elegan dan jati yang menghiasi dek akan bersinar di antara kapal-kapal yang berlayar. Jati telah menjadi bagian yang penting untuk industri perkapalan selama berabad abad.
Di darat, Jati mempunyai banyak kegunaan seperti untuk pintu, rangka jendala, seni pahat, hiasan luar, furniture baik untuk interior atau pun exterior. Jati digunakan sebagai lantai juga cocok untuk membuat ruangan menjadi cantik dan indah. Industri kimia menyadari kegunaan dari jati karena ketahanannya dan keawetannya untuk menahan bahan kimia. Jati juga telah banyak digunakan di ladang minyak di timur tengah karena merupakan satu-satunya kayu di dunia yang dapat bertahan terhadap kekerasan , kondisi yang kering dan tidak menyebabkan percikan listrik yang dapat menyebabkan ledakan yang mematikan.
Salah satu kegunaan yang sangat mengagumkan dari kayu jati adalah kemampuannya bertahan di segala macam kondisi cuaca. Furniture yang digunakan untuk exterior tidak memerlukan cat ataupun pernis. Badai salju, hujan yang lebat maupun panas tropis tidak dapat mengalahkan kekuatan jati. Jati adalah salah satu dari beberapa kayu di dunia yang mempunyai minyak alami untuk menangkal air dan menjaga kayu dari kerutan, retak ataupun pecah. Jati sangat tahan terhadap lapuk dan secara alami tahan terhadap rayap
Jati berasal dari empat Negara di dunia. Burma (Myanmar), Thailand, Laos dan India mempunyai beberapa hutan jati alami. Jati alami telah hampir menjadi species kayu yang hampir punah. Jati mempunyai area pertumbuhan yang sempit. Area yang cocok untuk pertumbuhannya adalah di daerah sekitar khatulistiwa. Sebagai tambahan, tanah yang digunakan harus subur dan jadi tidak dapat tumbuh baik pada ketinggian 1000 meter.
Morfologi
a. Daun dan Tajuk
Daun lebar panjang 25-50 cm, lebar 15-35 cm dengan letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bentuk tajuk rimbun.
b. Batang
Pada
kondisi bagus dapat mencapai tinggi 30-40 meter. Pada habitat kering,
pertumbuhan menjadi terhambat, cabang lebih banyak, melebar dan
membentuk semak. Pada daerah yang bagus, batang bebas cabang 15-20 m
atau lebih, percabangan kurang dan rimbun. Pohon tua sering beralur dan
berbanir. Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan.
c. Bunga dan Buah
Masa
berbunga dan berbuahnya adalah Juni-Agustus setiap tahunnya. Ukuran
bunga kecil, diameter 6-8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda
terdiri dari benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar.
Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg.
Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 6x4 mm. jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2 benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan.
Buahnya keras, terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu) . Ukuran buah bervariasi 5-20 mm, umumnya 11-17 mm. struktur buah terdiri dari kulit luar tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji. Jumlah buah per kg bervariasi sekitar 1.100- 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg.
Benihnya berbentuk oval, ukuran kira-kira 6x4 mm. jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1-2 benih. Seringkali hanya 1 benih.yang tumbuh jadi anakan.
d. Akar
Jati
memilki 2 jenis akar yaitu tunggang dan serabut. Akar tunggang
merupakan akar yang tumbuh ke bawah dan berukuran besar. Fungsi utamanya
menegakan pohon agar tidak mudah roboh, sedangkan akar serabut
merupakan akar yang tumbuh kesamping untuk mencari air dan unsur hara.
Untuk membedakan bibit jati yang berasal dari stek pucuk dan pembiakan
generatif (biji) bisa dibedakan terutama dari bentuk akar (kalau mau
beli bongkar dulu akarnya) . Bibit jati Solomon stek pucuk mempunyai
akar menyamping (kiri kanan, depan belakang seperti cakar), sedangkan
bibit selain stek pucuk akarnya menghujam ke bawah.
Daun jati Solomon stek pucuk lebih halus permukaannya, sedangkan bibit biasa cenderung lebih kasar. Pada batang paling bawah terlihat seperti bekas potongan yang mengeluarkan akar, pada ruas pertama terlihat lebih besar dan lebih kokoh serta cenderung lebih gelap dari ruas selanjutnya, karena pada saat pertumbuhan pucuk (proses pemotongan sampai keluar akar 3-4 minggu) terjadi penguatan batang untuk pertumbuhan akar, dan pada saat tersebut pertumbuhan pucuk terhenti.
Daun jati Solomon stek pucuk lebih halus permukaannya, sedangkan bibit biasa cenderung lebih kasar. Pada batang paling bawah terlihat seperti bekas potongan yang mengeluarkan akar, pada ruas pertama terlihat lebih besar dan lebih kokoh serta cenderung lebih gelap dari ruas selanjutnya, karena pada saat pertumbuhan pucuk (proses pemotongan sampai keluar akar 3-4 minggu) terjadi penguatan batang untuk pertumbuhan akar, dan pada saat tersebut pertumbuhan pucuk terhenti.
e. Kayu
Pohon
jati merupakan jenis pohon tropis dan sub tropis dikenal sejak abad
ke-9 sebagai pohon dengan kualitas tinggi dan awet sampai 500 tahun.
Kayunya berwarna kemerah-merahan. Pohon tua sering beralur dan berbanir.
Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda keabu-abuan.
Jati (Tectona) yang dikenal luas ada 3 jenis, yaitu;
1.Tectona grandis Linn f. (Jati Indonesia diperkirakan asalnya dari India)
2. Tectona hamiltoniana wall (Tumbuh di daerah kering Myanmar)
3. Tectona phillipinensis Benth & Hooker (tumbuh di Filipina sebagian pulau ling Mindoro dan Batangas)
2. Tectona hamiltoniana wall (Tumbuh di daerah kering Myanmar)
3. Tectona phillipinensis Benth & Hooker (tumbuh di Filipina sebagian pulau ling Mindoro dan Batangas)
Umumnya pohon jati dapat mencapai ketinggian 30-50 m dengan batang bebas cabang anatara 10-20 m dengan diameter 230 cm, akan tetapi pada umumnya jati dengan diameter 30-50 cm sudah termasuk besar dengan nilai ekonomis tinggi.
Jati di Seluruh Dunia
Dengan berbagai pengecualian, area yang ditunjukan pada peta adalah dipertimbangkan sebagai daerah yang terbaik untuk pertumbuhan pohon-pohon tropis. Pertumbuhan Jati yang terbaik ada di daerah-daerah ekuator, antara 20 derajat utara dan selatan, dimana mempunyai curah hujan yang banyak atau mempunyai temperatur yang hangat dan konsisten sepanjang tahun.
Selama berabad-abad, Raja-raja Burma dan Thailand jaman dahulu mempertimbangkan jati sebagai pohon kerajaan di bawah pengawasan dan perlindungan yang sangat ketat. Thailand pernah mempunyai 100 juta rai (6.25 rai = 1 hektar) hutan jati alami dan sekarang telah tidak ada. Penebangan jati telah dilarang di Thailand sejak tahun 1983 dan semua pohon-pohon jati di Burma telah berada di pengawasan pemerintah. Hutan jati di kontrol dengan ketat oleh banyak pemerintahan karena keuntungan yang dapat diperoleh dan kepentingan lingkungan hidup untuk satu negara.
Jati adalah sumber alam yang berharga. Burma adalah pengekspor kayu jati terbesar di dunia dimana memberikan kontribusi sebesar 80% dari pasokan dunia. Pada habitat alaminya, jati tumbuh secara menyebar dengan hanya satu sampai lima pohon per acre. Di Burma, beberapa hutan telah di tutup karena penebangan. FAO mengestimasikan bahwa sekitar 1.500.000 acre telah rusak. Penebangan liar dan penyeludupan telah merusak keberadaan produksi jati dari Burma. Grup-grup ekologi dan warga yang prihatin di Amerika dan Eropa telah memberikan tekanan agar hanya menerima kayu dari hutan produksi yang resmi. Jika ini berhasil, maka ini akan memberikan efek yang secara dramatis akan menaikkan nilai bagi beberapa negara penghasil kayu jati dengan cara penanaman kayu jati secara profesional.
Kayu Jati Indonesia
Jati tidak berasal dari Indonesia tetapi dibawa dari India oleh pendeta-pendeta Hindu pada abad ke 15. Iklim dan kesuburan tanah di Indonesia memberikan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan kayu jati.
Grafik di bawah ini akan menunjukkan curah hujan rata-rata dan temperatur yang dekat ke Jakarta di Indonesia, Proyek perintis GoldTeak terletak di dekat Jakarta.
Jati termasuk jenis pohon-pohonan rendah yang baik dan membuatnya
ideal untuk diatur penanaman dan pertumbuhan nya. Sebagai tambahan,
dengan adanya 'techno quinine" di dalamnya membuatnya tahan terhadap
rayap dan parasit yang lain. Pohon yang lebih berumur lebih dari 4 tahun
mempunyai daya tahan terhadap api karena kualitas dari kulit pohonnya.
Kulit pohon jati mempunyai ketebalan 8-12 mm, lapisan pelindung seperti
serat dimana mempunyai warna abu abu atau coklat muda keabu abuan.
Sebelum dimulainya revolusi industri, semua kapal di bangun dengan menggunakan kayu yang keras seperti oak atau jati. Di daerah agak utara, pada awalnya oak adalah sumber yang sangat berharga, mempunyai harga yang sangat tinggi untuk bangunan rumah ataupun kapal laut..
Belanda, membutuhkan oak yang banyak, mencari sumber kayu keras yang lain untuk mebangun kesombongan mereka. Penemuan hutan yang banyak di timur jauh membuat mereka berusaha berkonsenterasi di area tersebut. Hampir semua jati alami di Indonesia di tebang oleh mereka, tapi jauh dari hanya mengambil apa yang mereka butuhkan, Belanda melihat adanya kebutuhan untuk mengatur sumbernya, karena mereka sadar akan pertumbuhan pohon yang sangat lambat. Dengan usia 50-70 tahun untuk mencapai kedewasaan, pohon ini tidak akan tumbuh dalam satu siklus hidup seseorang, tetapi meskipun demikian Belanda memasuki dan mengadakan program reboisasi besar besaran.
Dengan dimulainya revolusi industri dan pembangunan kapal besi mempunyai arti bahwa masa depan dari pengaturan kehutanan di Indonesia menjadi kurang signifikan, dan banyak penanaman yang dulu diabaikan dimulai kembali. Sebagian besar panen dihasilkan dari hutan jenis ini.
Permintaan jati untuk perumahan dan kegiatan untuk perairan masih ada, dan adanya pertumbuhan permintaan dari kayu jati untuk digunakan pada furniture yang berkualitas bagus, tetapi permintaan paling besar ada pada industri kertas, nasib yang buruk untuk sebuah pohon yang indah.
Sebelum dimulainya revolusi industri, semua kapal di bangun dengan menggunakan kayu yang keras seperti oak atau jati. Di daerah agak utara, pada awalnya oak adalah sumber yang sangat berharga, mempunyai harga yang sangat tinggi untuk bangunan rumah ataupun kapal laut..
Belanda, membutuhkan oak yang banyak, mencari sumber kayu keras yang lain untuk mebangun kesombongan mereka. Penemuan hutan yang banyak di timur jauh membuat mereka berusaha berkonsenterasi di area tersebut. Hampir semua jati alami di Indonesia di tebang oleh mereka, tapi jauh dari hanya mengambil apa yang mereka butuhkan, Belanda melihat adanya kebutuhan untuk mengatur sumbernya, karena mereka sadar akan pertumbuhan pohon yang sangat lambat. Dengan usia 50-70 tahun untuk mencapai kedewasaan, pohon ini tidak akan tumbuh dalam satu siklus hidup seseorang, tetapi meskipun demikian Belanda memasuki dan mengadakan program reboisasi besar besaran.
Dengan dimulainya revolusi industri dan pembangunan kapal besi mempunyai arti bahwa masa depan dari pengaturan kehutanan di Indonesia menjadi kurang signifikan, dan banyak penanaman yang dulu diabaikan dimulai kembali. Sebagian besar panen dihasilkan dari hutan jenis ini.
Permintaan jati untuk perumahan dan kegiatan untuk perairan masih ada, dan adanya pertumbuhan permintaan dari kayu jati untuk digunakan pada furniture yang berkualitas bagus, tetapi permintaan paling besar ada pada industri kertas, nasib yang buruk untuk sebuah pohon yang indah.
Sumber:
http://www.goldteak.com/default/id/index.php?option=com_content&view=article&id=8&Itemid=14
http://biotek.bppt.go.id/index.php/artikel-sains/90-mengenal-jati-tectona-grandis-var-solomon
No comments:
Post a Comment