.
ORIENTASI
PEMASARAN
Pemasaran merupakan
suatu subjek bagi semua orang maupun dunia usaha pada segala masa dan merupakan
salah satu bidang paling dinamis dalam manajemen, di mana kita semua hidup
dengan menukarkan sesuatu serta menciptakan kepuasan kepada konsumen. Pemasaran
juga merupakan salah satu kegiatan pokok pemroduksi dalam usahanya untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Berhasil tidaknya pencapaian
tujuan perusahaan tergantung pada ketepatan para pengambil keputusan dalam
usahanya mengkombinasikan bidang pemasaran, produksian, keuangan, personalia,
serta bidang terkait lainnya
Pemasaran menurut
Tjiptono (2008:5): Fungsi yang memiliki kontak yang paling besar dengan
lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas
terhadap lingkungan eksternal”. Oleh karena itu, pemasaran memainkan peranan
penting dalam pengembangan strategi.
Pemasaran menurut Kotler
dan Armstrong (2014:27): Pemasaran adalah proses dimana perusahaan menciptakan
nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan
tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya
A.
Orientasi
Pasar (Market Orientation)
Grinstein (2008, p177)
dalam European Journal of Marketing memandang orientasi pasar (market
orientasi) sebagai salah satu elemen perusahaan – budaya dan perilaku – yang
mengimplementasikan orientasi konsumen. Grinstein (2008, p177) mengutip
definisi market orientation (MO) oleh Narver dan Slater (1990) yang
mendefinisikan MO sebagai:
“organizational
culture that most effectively and efficiently creates the necessary behaviors
for the creation of superior value for buyers and thus, continues superior
performance for the business”.
Narver dan Slater (1994) mendefinisikan
orientasi pasar sebagai budaya organisasi yang paling efektif dan efisien untuk
menciptakan perilaku-perilaku yang dapat menghasilkan suatu yang terbaik bagi
pembeli serta menghasilkan superior performance bagi perusahaan. Craven (1994)
mendefinisikan orientasi pasar sebagai penetapan sasaran konsumen strategis dan
membangun organisasi yang berfokus pada layanan konsumen, memberikan dasar
persaingan yang berfokus ke dalam, memberi layanan yang sesuai dengan harapan
para konsumen, sehingga berhasil memenangkan suatu persaingan. Pandangan serupa
dikemukakan Day (1988) bahwa orientasi pasar mencerminkan kompetensi dalam
memahami pelanggan. Karena itu, mempunyai peluang memberi kepuasan pada
pelanggan sama halnya dengan kemampuannya dalam mengenali gerak-gerik pesaingnya. Perusahaan-perusahaan yang berhasil
dalam mengendalikan pasar disebut sebagai market drive firm, yaitu perusahaan
yang selalu menempatkan orientasi pelanggan dan orientasi pesaing secara
harmonis, sehingga menghasilkan kinerja pemasaran yang lebih baik
Oleh karena itu
perilaku market-oriented perusahaan memiliki tiga komponen, yaitu orientasi
konsumen, orientasi pesaing, dan orientasi koordinasi interfungsional dan
komponen-komponen ini harus didukung oleh budaya yang relevan. Shin (2012, p23)
dalam International Business Research menjelaskan bahwa orientasi konsumen
menekankan atau memfokuskan pada memahami target konsumen sebagaimana dalam
menyampaikan atau mengirimkan nilai superior kepada konsumennya. Perusahaan
yang berorientasi konsumen menunjukkan suatu pengaturan berkelanjutan dan
proaktif terhadap mengidentifikasikan dan sesuai dengan kebutuhan konsumennya.
Dengan nilai orientasi konsumen, perusahaan unggul dalam merawat ikatan dengan
konsumen dan memperoleh sikap setuju, menghubungkan kepuasan konsumen sebaik
hasil positif dari keuangan perusahaan. Orientasi pesaing fokus dalam
memahami kekuatan dan kelemahan dari
pesaing yang ada dan potensial, seperti memonitor perilaku pesaing untuk
berubah menjadi ide atau usulan yang
lebih baik untuk menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Dengan
pemahaman mendalam tentang pesaing, perusahaan dapat memperoleh posisinya
dipasar, mementukan strategi yang dibutuhkan, merespon dengan cepat tindakan
pesaing, dan juga membuat modifikasi strategi pemasaran untuk jangka panjang.
Dan yang terakhir dari tiga komponen inti orientasi pasar (market orientation)
adalah koordinasi interfungsional, yaitu suatu koodinasi atau kerjasama
personil atau sumber lain dari seluruh perusahaan untuk menciptakan nilai untuk konsumen. Perusahaan yang mencari
efektif koordinasi interfungsional melakukan dari suatu pemahaman seluruh
departemen dalam perusahaan seharusnya peka untuk bertindak dalam minat terbaik
konsumen dan tiap departemen penting dalam menyampaikan atau mengirimkan nilai
konsumen.
Orientasi pasar merupakan
suatu filosofi dalam strategi pemasaran yang menganggap bahwa penjualan produk
tidak tergantung pada strategi penjualan tetapi pada keputusan konsumen dalam
membeli produk. Oleh karena itu,
membutuhkan perhatian secara tepat pada orientasi pelangggan dan
orientasi pesaing dalam rangka menyediakan kebutuhan dan keinginan konsumen
dengan memberi nilai terbaik. Shin (2012, p23) dalam International Business Research mengutip definisi hakikat
dari orientasi pasar oleh Jaworski dan Kohli (1997) dengan merangkumnya dalam
sebuah pandangan teoritis bahwa orientasi pasar adalah sebuah filosofi
manajemen pemasaran yang dibangun dengan aktivitas sebagai berikut:
1. Intelijen pasar yang digunakan untuk
mengartikulasikan upaya-upaya dalam memahami kebutuhan konsumen
2. Diseminasi
intelijen yang dipandang sebagai proses dan upaya menyebarkan informasi pada
seluruh komponen dalam organisasi
3. Respon
yang dimaknai sebagai tindakan yang cepat dalam menindaklanjuti upaya-upaya
intelijen pasar, baik mengenai kebutuhan pelanggan maupun pesaingnya.
Konsep Strategi
Orientasi Pasar Stanton (2007) menyatakan pandangannya bahwa strategi pemasaran
yang
berorientasi pada pasar harus mengacu
pada tiga konsep:
1. Berorientasi
ke konsumen.
2. Berusaha
keras untuk memiliki volume penjualan yang dapat menghasilkan laba.
3. Mengkoordinasikan
semua kegiatan pemasaran
B. Penyebab
Keberhasilan dan Kegagalan Peluang Bisnis Baru
Faktor Penyebab
Keberhasilan Wirausaha Menurut Hendro (2011: 47-50) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha berhasil adalah
1. Faktor
Peluang
2. Faktor
SDM
3. Faktor
Keuangan
4. Faktor
Organisasional
5. Faktor
Perencanaan
6. Faktor
Pengelolaan usaha
7. Faktor
Pemasaran dan Penjualan
8. Faktor
Administrasi
9. Faktor
Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal
10. Catatan
Bisnis
Faktor Penyebab
Kegagalan Wirausaha menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003: 44-45) ada beberapa
faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:
1. Tidak
kompeten dalam manajerial Tidak kompeten
atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan factor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil
2. Kurang
berpengalaman baik dalam kemampuan Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola
SDM, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang
dapat mengendalikan keuangan Agar
perusahaan dapat berhasil dengan baik factor yang paling utama dalam keuangan
adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan penerimaan secara
cermat.
4. Gagal
dalam perencanaan
Perencanaan merupakan
titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan
mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi
yang kurang memadai Lokasi usaha yang strategis merupakan factor yang
menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan
perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya
pengawasan peralatan Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan
efektifitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan
efektif.
7. Sikap
yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha Sikap yang setengah-setengah
terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal.
Dengan sikap setengah hati,kemungkinan gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan
dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap
menghadapi dan melaksanakan perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang
berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani
mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu
Sumber
http://e-journal.uajy.ac.id/6876/3/MM201939.pdf
http://digilib.unila.ac.id/6528/15/BAB%20II.pdf
http://ymayowan.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/konsep-dasar-kewirausahaan.pdf
No comments:
Post a Comment