Tuesday, September 20, 2016

Materi Kewirausahaan

KEWIRAUSAHAAN

A.               Pengertian Kewirausahaan
Hasil gambar untuk kewirausahaan
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan diIndonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa Prancis yaitu „entreprende yang berarti petualang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Richard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B Say (1803) untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak lagi.


Menurut beberapa ahli, berikut ini adalah pengertian wirausaha:
1.  Wirausaha adalah orang yang mengambil resiko dengan jalan membeli barang sekarang dan menjual kemudian dengan harga yang tidak pasti (Cantillon).
2.  Wirausaha adalah orang yang memindahkan sumber-sumber ekonomi dari daerah dengan produktivitas rendah ke daerah dengan produktivitas dan hasil lebih tinggi (J.B Say).
3.  Wirausaha adalah orang yang menciptakan cara baru dalam mengorganisasikan proses produksi (Schumpeter).
4. kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Peter F. Drucker)
5.    kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, diikuti penggunaan uang, fisik, risiko, dan kemudian menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi (Hisrich Peter).
6. Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha) (Zimmerer).

Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan, bahwasanya “Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Secara konseptual, seorang wirausahawan dapat didefinisikan dari beberapa sudut pandang dan konteks sebagai berikut:
1.   Bagi ahli ekonomi seorang entrepreneur adalah orang yang mengkombinasikan resources, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya.
2.  Bagi seorang psychologist seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki dorongan kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
3.  Bagi seorang businessman atau wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaing baru atau juga bisa seorang partner, pemasok, konsumen atau seorang yang bisa diajak kerjasama.
4.  Bagi seorang pemodal melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan kesejahteraan buat orang lain, yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.

Tiga tipe utama dari wirausaha yaitu :
1.   Wirausaha Ahli (Craftman)
Wirausaha ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin mengembangkan proses produksi sistem produksi, dan sebagainya. Wirausaha ahli ini biasanya seseorang yang bekerja pada sebuah perusahaan besar kemudian memutuskan untuk keluar sebagai pegawai dan memulai bisnisnya sendiri.
2.  The Promoter
The promoter adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang kemudian mengembangkan perusahaan sendiri.
3.  General Manager
General manajer adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses bekerja pada sebuah perusahaan, dia banyak menguasai keahlian bidang produksi, pemasaran, permodalan dan pengawasan.

B.        Intrapreneurship, Intrapreneur dan Entrepreneur
Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan (enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul “Intracoporate Enterpreneurship : Programs in American Industry”, dan kemudian dipopulerkan oleh Pinchott (1985) dan Burgelman (2007) dalam disertasinya. Intrapreneurship adalah kebiasaan mengembangkan bisnis baru di dalam struktur organiasi yang ada (Stoner, 1995).
Hasil gambar untuk kewirausahaan
Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Seorang entrepreneur di dalam sebuah organisasi yang telah ada. Biasanya dilakukan karena organisasi tersebut telah tumbuh besar dan kurang fleksibel. Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Dalam Budiharjo, 2011:152).
Entrepreneur adalah orang yang berusaha mendirikan usaha baru atau organisasi baru.

C.        Karakteristik Kewirausahaan
Menurut M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer terdapat delapan karakteristik kewirausahaan yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1.  Rasa tanggung jawab (desire for responbility), yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
2.  Memiliki risiko yang moderat (preference for moderate risk), yaitu lebih memilih risiko yang moderat, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3. Percaya diri terhadap kemampuan sendiri (confidence in their ability to success), yaitu memiliki kepercayaan diri atas kemampuan yang dimilikinya untuk memperoleh kesuksesan.
4. Menghendaki umpan balik segera (desire for immediate feedback), yaitu selalu menghendaki adanya unsur timbal balik dengan segera, ingin cepat berhasil.
5.   Semangat dan kerja keras (high level of energy), yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik.
6.  Berorientasi ke depan (future orientation), yaitu berorientasi masa depan dan memiliki perspektif dan wawasan jauh ke depan.
7.  Memiliki kemampuan berorganisasi (skill at organization), yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah.
8.  Menghargai prestasi (value of achievement over money), yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang.

Sedangkan, menurut By Grave, karakteristik wirausahawan meliputi 10 D, sebagai berikut:
1.   Dream, yaitu seorang wirausaha mempunyai visi keinginan terhadap masa depan pribadi dan bisnisnya serta mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.
2.  Decisiveness, yaitu seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan.
3. Doers, yaitu seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin dan tidak menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnnya.
4. Determination, yaitu seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.
5.  Dedication, yaitu seorang wirausaha dedikasi terhadap bisnisnya sangat tinggi.
6.  Devotion, yaitu mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkan.
7.  Details, yaitu seorang wirausaha sangat memerhatikan faktor-faktor kritis secara rinci.
8. Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya, bebas dan tidak mau tergantung kepada orang lain.
9.  Dollars, seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya bukan karena uang.
10.Distribute, yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang kepercayaannya yaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bidang bisnis.

Upaya untuk mengungkapkan karakteristik utama wirausaha juga dilakukan oleh para ahli dengan menggunakan teori letak kendali (locus of control) yang dikemukakan oleh J.B. Rotter. Teori letak kendali menggambarkan bagaimana meletakkan sebab dari suatu kejadian dalam hidupnya. Apakah sebab kejadian tersebut oleh faktor dalam dirinya dan dalam lingkup kendalinya atau faktor diluar kendalinya. Dua kategori letak kendali menurut Rotter yaitu:
a.    Internal
Orang yang beranggapan bahwa dirinya mempunyai kendali atas apa yang akan dicapainya. Karakteristik ini sejalan dengan karakteristik wirausaha seperti lebih cepat mau menerima pembaharuan (inovasi).
b.    Eksternal
Orang yang beranggapan keberhasilan tidak semata tergantung pada usaha seseorang, melainkan juga oleh keberuntungan, nasib, atau ketergantungan pada pihak lain, karena adanya kekuatan besar disekeliling seseorang.

Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati oleh orang banyak. Katanya, setiap wirausahawan (entrepreneur) yang sukses memiliki empat unsur  pokok, yaitu:
1.     Kemampuan (hubungan dengan IQ dan skill)
a.    Dalam membaca peluang
b.    Dalam berinovasi
c.    Dalam mengelola
d.    Dalam menjual
2.    Keberanian (hubungan dengan EQ dan mental)
  1. Dalam mengatassi ketakutannya
  2. Dalam mengendalikan risiko
  3. Untuk keluar dari zona kenyamanan
3.    Keteguhan hati (hubungan dengan motivasi diri)
  1. Persistence (ulet), pantang menyerah
  2. Determinasi (teguh akan keyakinannya)
  3. Kekuatan akan pikiran (power of mind) bahwa Anda
  4. bisa
4.    Kreativitas yang menelurkan sebuah inspirasi sebagai cikal bakal ide untuk menemukan peluang berdasarkan intuisi (hubungan dengan experiences). 
Ciri-ciri yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa dasarnya karakteristik seorang wirausaha ialah kreatifitas. Oleh karena itu, dapat dikemukakan bahwa seorang wirausaha dapat dibentuk dan dipelajari, bukan lahir dengan sendirinya.
Hasil gambar untuk kewirausahaan
Ciputra memperkenalkan siklus belajar entrepreneurship yang memiliki lima fase, yaitu fase exploring, planning, producing, fase communicating atau marketing, dan fase reflecting.
1.  Fase exploring, adalah fase mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, yaitu dengan melakukan penelitian atau pengamatan terhadap peluang pasar.
2.  Planning, yaitu fase membuat perencanaan dengan mencurahkan ide dan gagasan peserta didik. Peserta didik praktik langsung membuat rencana dan menciptakan sistem kerja dengan memerhatikan hasil exploring.
3.  Producing, yaitu fase menimbulkan manfaat atau faedah baru. Pada tahap ini, peserta didik berinovasi dengan membuat penemuan baru, pengembangan, atau sintesis, juga berlatih untuk mengelola konsekuensi buruk (risiko) yang akan dihadapi.
4.   Fase communicating atau marketing, yaitu fase melakukan sosialisasi untuk menarik minat pelanggan atas produk/jasa yang telah dibuat. Caranya dengan melakukan promosi ke masyarakat.
5.  Fase reflecting, yaitu fase untuk mencari sisi kelebihan dan kerugian atas proses yang telah dilewati dan mengambil kesimpulan, dengan mengevaluasi dari awal kegiatan sampai hasil yang diperoleh.

   Menurut Eman Suherman pola pembelajaran kewirausahaan minimal mengandung empat unsur sebagai berikut:
  1. Pemikiran yang diisi oleh pengetahuan tentang nilai-nilai, semangat, jiwa, sikap dan perilaku, agar peserta didik memiliki pemikiran kewirausahaan.
  2. Perasaan, yang diisi oleh penanaman empatisme sosial-ekonomi, agar peserta didik dapat merasakan suka-duka berwirausaha dan memperoleh pengalaman empiris dari para wirausaha terdahulu.
  3. Keterampilan yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk berwirausaha.
  4. Kesehatan fisik, mental dan sosial. Sehubungan dengan hal ini, peserta didik hendaknya dibekali oleh teknik-teknik antisipasi terhadap berbagai hal yang mungkin timbul dalam berwirausaha baik berupa persoalan, masalah maupun risiko lainnya sebagi wirausaha. Berikut ini adalah gambar pola dasar pembelajaran kewirausahaan



D.        Peran Wirausaha Bagi Lingkungannya
  Hasil gambar untuk kewirausahaan 
Dalam pandangan Schumpeter, seorang wirausaha adalah inovator. Hanya seseorang yang sedang melakukan inovasi yang dapat disebut sebagai wirausaha. Mereka yang tidak lagi melakukan inovasi, walaupun pernah, tidak dapat lagi dianggap sebagai wirausaha. Wirausaha bukanlah jabatan, melainkan suatu peran. Berdasarkan pengertian tentang wirausaha yang telah dibahas sebelumnya dapat disimpulkan bahwa peran wirausaha yang utama bagi lingkungannya adalah sebagai berikut:
1.   Memperbaharui dengan “merusak secara kreatif”.
  Dengan keberaniannya melihat dan mengubah apa yang sudah dianggap mapan, rutin, dan memuaskan.
2.   Inovator
Menghadirkan hal yang baru di masyarakat.
3.   Mengambil dan memperhitungkan resiko
4.   Mencari peluang dan memanfaatkannya
5.   Menciptakan organisasi baru

Dibawah ini adalah contoh video pengusaha muda kreatif



E.         Wirausaha, Manajer dan Organisasi
   Peran wirausaha pendiri adalah melahirkan suatu organisasi baru, baik sendiri maupun bersama suatu kelompok. Setelah lahir maka wirausaha pendiri melakukan upaya pengembangan organisasi hingga sampai organisasi tidak lagi tergantung pada pendiri.  Pelaksanaan organisasi memerlukan manajemen yang menguatkan organisasi dengan sistem manajemen dan mengurangi ketidak-pastian dan ketergantungan pada faktor subjektivitas pendiri.


KESIMPULAN:
       Pada mata kuliah kewirausahaan, mahasiswa dapat mengetahui dan mengenal lebih jauh tentang pengertian kewirausahaan, intrapreneurship, intrapreneur dan entrepreneur, karakteristik kewirausahaan, peran wirausaha bagi lingkungannya dan wirausaha, manajer dan organisasi. Mahasiswa dalam menjalankan jual beli sebagai entrepreneur bukan hanya memikirkan produk apa yang akan dijual, melainkan harus dengan berbagai aspek seperti dimana menjualnya (memasarkan produk), produk apa yang mendominasi atau menjadi tren dari segi bentuk dan warna, kreativitas dalam membuat produk yang bernilai jual tinggi dipasaran, penemuan ide-ide baru dan penyusunan rencana usaha.


Sumber:
http://teorionline.net/intrapreneurship/


No comments:

Post a Comment