Tuesday, March 25, 2014

Pencegahan


AYAM PENGHADANG FLU BURUNG

Kelompok ilmuan inggris berhasil mengubah gen ayam untuk menagkal flu burung. Tetap tidak terhadap flu burung, tapi virusnya tidak lagi bisa menyebar kemana-mana.

Rosis Nugroho sudah mulai membenahi kandang ayamnya di Desa Jemawan, Klaten, Jawa Tengah. Saat ini pria 35 tahun itu memelihara sekitar 4000 ekor ayam petelur dan sudah merencanakan menambah peliharaan 1000 ekor sebulan lagi. Selain melakukan persiapan kandang, ia mempersiapkan snjata menghadapi flu burung : vaksin.



“Nanti, saat ayam berumur 10 hari,harus vaksin,”katanya pekan lalu. Vaksin ini akan membuat ayamnya lebih tahan terhadap flu. Jika ayamnya tamak diam, tidak banyak makan, biasanya itu karena penyakit lain. “Penyakit ayam bukan Cuma flu burung,”katanya.


Berikut ini adalah video pencegahan flu burung:






Beberapa tahun lagi vaksin flu burung itu tidak perlu digunakan ternak. Sebab, sekelompok ilmuan Inggris berhasil mengukak gen ayam sehingga unggas itu tidak dapat menyebarkan flu burung. Hewan ternak itu masih bisa terkena flu burung, tapi tidak bisa menulari unggas lain atau manusia. Rois memang harus berjaga-jaga dari flu burung karena, selain bisa mengancam sumber ekonomi keluarganya, flu burung sangat berbahaya bagi manuasia. Flu ini bisa menular kemanusia. Begitu seseorang tertular, kemungkinan besar ia tidak akan bertahan hidup. Total, sejak pertama kali wabah flu burung diketahui pada Desember 2003, sudah ada 510  kasus-kasus dengan 303 orang tewas di seluruh dunia. Di Indonesia, laporan kasus terakhir muncul pada Desember lalu, sehingga total sudah 171 kasus flu-flu burung dengan korban 141 jiwa.

 

Modifikasi gen oleh kelompokyang dipimpin Tiley itu dilakukan dengan memasukkan sepotong kode genetis kedalam embrio ayam. Kode genetis ini akan aktif saat virus flu burung datang. Virus akan masuk sel dan berusaha berkembang biak disana. Biasanya virus ini menggunakan kode genetis yanga didalam sel karena kode genetisnya palsu, ia tidak bisa lagi berkembang biak.
Tiley mengatakan metode ini bisa melawan semua jenis flu burung. Ini agak berbeda dengan vaksin flu konfensional, yang perlu diperbarui setelah virusnya melakukan evolusi, katanya. Mereka cenderung hanya melindungi jenis virus yang cocok.

Ayam yang sudah modifikasi genetisnya itu masih membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum masuk pasar dan dikonsumsi mamnusia. Selain persoalan teknis hal itu berkaitan dengan masalah perizinan dari lembaga-lembaga pemerintah.

      Mengurus ayam yang dicurigai terkena flu burung jelas pekerjaan yang penuh resiko. Virus bisa menyebar dari ayam sakit langsung kemanusia. Dan jika sudah terkena, kemungkinan selamat lebih kecil dari pada kehilangan nyawa. Cara kerja teknik itu cukup sederhana. Ayam mati yang awetkan dengan formalin diambil organ tubuuhnya. Bagian tubuh ini direaksikan dengan anti bodi yang bisa menangkal virus flu burung. Jika kematian unggas itu karena flu burung, anti bodi akan bereaksi saat bertemu dengan virus flu burung.




Sumber:
Mohamad, Goenawan. 2011. “Pergi Mubarak!”. Tempo, 7 Februari 2011

No comments:

Post a Comment