NEGARA BERKEMBANG
Negara berkembang adalah istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan suatu negara
dengan kesejahteraan material tingkat rendah. Karena tidak ada definisi tetap negara berkembang yang diakui
secara internasional, tingkat pembangunan bisa saja bervariasi di dalam negara
berkembang tersebut.
Sejumlah negara berkembang memiliki standar hidup rata-rata yang tinggi.
Negara yang memiliki ekonomi yang lebih maju daripada negara berkembang
lainnya, namun tidak sepenuhnya menampakkan tanda-tandanegara dikelompokkan
dalam istilah negara industri.
Negara berkembang adalah negara yang dipahami negara yang sedang dalam
pembanungan dalam hal pembangunan ekonomi, sosial dan politik memiliki tingkat
yang relatif rendah.
Negara berkembang ini merupakan istilah kolektif untuk negara-negara yang sedang berkembang namun bukan disebut dengan negara "miskin" atau negara mundur. Negara sebagai negara berkembang atau tidak, tergantung pada tolok ukur yang digunakan untuk mengukur pembangunan suatu negara apakah dilihat dari ekonomi, sosial maupun politiknya.
Negara berkembang ini merupakan istilah kolektif untuk negara-negara yang sedang berkembang namun bukan disebut dengan negara "miskin" atau negara mundur. Negara sebagai negara berkembang atau tidak, tergantung pada tolok ukur yang digunakan untuk mengukur pembangunan suatu negara apakah dilihat dari ekonomi, sosial maupun politiknya.
A. Ciri-Ciri negara berkembang
Negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia memiliki karakter atau ciri sebagai berikut:
1. Tingkat Pertumbuhan
Penduduk Tinggi Tingkat pertambahan penduduk di negara berkembang umumnya
lebih
tinggi dua hingga empat kali lipat dari negara maju. Hal ini disebabkan oleh
tingkat pendidikan dan
budaya di negara berkembang yang berbeda dengan di
negara maju. Hal tersebut dapat mengakibatkan
banyak masalah di masa depan yang
berkaitan dengan makanan, rumah, pekerjaan, pendidikan, dan lain
sebagainya.
2. Tingkat Pengangguran
TinggiAkibat dari tingginya pertumbuhan penduduk mengakibatkan persaingan
untuk
mendapatkan pekerjaan menjadi tinggi. Jumlah tenaga kerja lebih banyak daripada
kesempatan
lapangan kerja yang tersedia dan tungkat pertumbuhan keduanya yang
tidak seimbang dari waktu ke
waktu.
3. Tingkat Produktivitas
RendahJumlah faktor produksi yang terbatas yang tidak diimbangi dengan jumlah
angkatan kerja mengakibatkan lemahnya daya beli sehingga sektor usaha mengalami
kesulitan untuk
meningkatkan produksinya.
4. Kualitas Hidup
RendahAkibat rendahnya tingkat penghasilan, masyarakat mengalami kesulitan
untuk
memenuhi kebutuhan pokok, pendidikan, kesehatan, dll. Banyak yang
kekurangan gizi, tidak bisa baca
tulis, rentan terkena penyakit, dan lain
sebagainya.
5. Ketergantungan Pada
Sektor Pertanian / PrimerUmumnya masyakat adalah bermata pencaharian petani
dengan ketergantungan yang tinggi akan hasil sektor pertanian.
6. Pasar & Informasi
Tidak SempurnaKondisi perekonomian negara berkembang kurang berkompetisi
sehingga masih dikuasai oleh usaha monopoli, oligopoli, monopsoni dan
oligopsoni. Informasi di pasar
hanya dikuasai oleh sekelompok orang saja.
7. Tingkat Ketergantungan
Pada Angkatan Kerja Tinggi. Perbandingan
jumlah penduduk yang masuk dalam
kategori angkatan kerja dengan penduduk non
angkatan kerja di negara sedang berkembang nilainya
berbeda dengan dengan di
negara maju.
8.
Ketergantungan Tinggi
Pada Perekonomian Eksternal Yang Rentan.
Contoh:
Indonesia
sebagai negara berkembang masih merasakan tantangan berat di dalam pembangunan
kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cukup tinggi
serta penyebaran penduduk yang tidak merata di seluruh wilayah. Selain masalah tersebut,
masalah lain yang perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan sosial budaya
masyarakat, misalnya tingkat pengetahuan yang belum memadai terutama pada
golongan perempuan, kebiasaan negatif yang berlaku di masyarakat, adat
istiadat, perilaku dan kurangnya peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan.
Di
negara-negara maju, terdapat unsur-unsur kebudayaan yang dapat mendukung
tingginya status kesehatan masyarakat seperti pendidikan yang optimal, keadaan
sosial-ekonomi yang tinggi dan kesehatan lingkungan yang baik. Sebaliknya di
Negara berkembang seperti di Indonesia, unsur-unsur kebudayaan yang ada kurang
mendukung pencapaian status kesehatan yang optimal. Unsur-unsur tersebut antara
lain: kurangnya ilmu pengetahuan, pendidikan yang minim sehingga sehingga sulit
menerima informasi-informasi dan teknologi baru. Masalah kesehatan masyarakat
terutama di negara-negara berkembang, pada dasarnya menyangkut dua aspek utama.
Yang pertama ialah aspek fisik, misalnya tersedianya sarana kesehatan dan pengobatan
penyakit sedangkan yang kedua adalah aspek non-fisik yang menyangkut perilaku
kesehatan. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap status
kesehatan individu dan masyarakat
Mengingat
keadaan tersebut, perlu diperhatikan aspek sosial budaya masyarakat yang
berkaitan dengan keadaan kesehatan di Indonesia. Sehingga kita dapat melihat
penyakit atau masalah kesehatan tidak hanya dari sudut pandang gejala,
sebab-sebabnya, wujud penyakit, obat dan cara menghilangkan penyakit, tetapi
juga mengenai bagaimana hubungan sosial, budaya dan persepsi masyarakat dengan
masalah yang dihadapi.
Pada
abad ke-19 sejak pegobatan modern berkembang dengan penemuanpenemuan bakteri
dan ditemukan mikroskop, para ahli menyimpulkan bahwa penyakit itu ada
penyebabnya. Pengobatan modern atau medis banyak dianut orang karena pengobatan
ini dilalui dengan proses diagnosa, dan dibantu melalui peralatanperalatan
seperti mikroskop, rontgen, alat-alat bedah dan lain-lain untuk mendeteksi
penyebab penyakit sebelum pasien diberi obat. Namun pengobatan modern tidak
selamanya mampu menangani seluruh masalah kesehatan.
Sumber:
http://tasuahblog.blogspot.com/2013/01/negara-maju-berkembang.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37280/4/Chapter%20I.pdf
No comments:
Post a Comment